paskibraka provinsi jambi 2010

paskibraka provinsi jambi 2010

Rabu, 28 November 2012

Pengembangan Kegiatan Pengembangan PAUD


Model-model Pengembangan Kegiatan Pengembangan
A.     Model pendidikan TK Atraktif
Model pendidikan Tk Atraktif ini muncul pada tahun 1999.Pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk mengembalikan TK pada fungsinya sebagai sebuah “taman yang paling indah”,menyenangkan,menarik,dan merangsang anak untuk bermain tetapi sambil belajar.
Seperti yang sudah diuraikan di atas, bahwa tujuan pokok dari pengembangan TK atraktif ialah mengembalikan dan menempatkan TK pada fungsinya yang hakiki sebagai sebuah taman. Secara khusus, pengembangan TK atraktif bertujuan untuk:
  • Menanamkan filosofi pelaksanaan pendidikan di Taman Kanak-kanak. Filosofi pendidikan TK telah disusun dan dituangkan dengan indahnya dalam mars lagu TK. Mars TK bukan hanya sekedar dinyanyikan, tapi merupakan pengejawantahan isi dan makna yang tertuang dalam lagu tersebut. TK adalah “taman yang paling indah”, secara filosofi seharusnya menjiwai pelaksanaan pendidikan TK dengan berbagai bentuk kegiatan yang indah, menarik dan menyenangkan anak. “Tempat bermain”, yaitu melalui bermain anak akan “berteman banyak”, urrtuk mempelajari karakter, keinginan, sikap, dan gayatingkah laku masing-masing.
  • Menyebarkan wawasan tentang pelaksanaan pendidikan TK yang atraktif. Tingginya derajat penyimpangan TK mengharuskan perlunya secara intensif penyebaran wawasan dan pemahaman tentang makna dan proses pendidikan TK atraktif.
  • Mengubah sikap dan perilaku guru yang belum sesuai dengan kerakteristik pendidikan di TK.
  • Mendorong munculnya inovasi dan kreativitas guru dalam menciptakan dan mengembangkan iklim pendidikan yang kondusif di TK.
Selanjutnya suatu Taman Kanak-kanak dapat dikatakan atraktif apabila memenuhi 3 persyaratan yang disebut sebagai 3 pilar utama.
Pilar pertama: Penataan lingkungan, baik di dalam maupun diluar kelas. Walaupun penataan lingkungan di TK sudah ada dalam buku pedoman sarana pendidikan TK. Namun bagi seorang guru yarrg kreafif, tidak ada sejengkal ruangan yang tidak bisa dijadikan sarana pengembangan anak. Segi penataan lingkungan di dalam kelas, setiap ruangan, mulai dari lantai, dinding, rak buku, jendela, sampai langit-langit dapat dibuat menjadi atraktif. Begitu juga segi penataan lingkungan di luar kelas, mulai dari pintu gerbang, jalan menuju kelas, tanaman hias, apotik hidup, kandang binatang ternak, saluran air, tempat sampah, papan pengumuman, ayunan, jungkitan, papan luncur sampai terowongan semuanya bisa dirancang atraktif. Contoh: Pintu gerbang- bisa dibentuk menjadi bentuk ikan hiu, harimau atau ayam.
Pilar kedua: Kegiatan bermain dan -alat permainan edukatif, Merancang, dan mengembangkan berbagai jenis alat permainan edukatif, bagi guru yang kreatif akan menggunakan bahan-bahan yang terdapat di lingkungan sekitar anak, misalnya terbuat dari koran, kardus, biji kacang hijau, batang korek api, lilin, gelas aqua dan sebagainya. Demikian pula pada kegiatan pengembangan kemampuan anak, akan dikemas oleh guru menjadi kegiatan yang menarik. dalam suatu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), contohnya dalam pembukaan ada kegiatan brainstorming, dalam proses permainan ada kegiatan fun cooking, sandal making, story reading, atau story telling.
Pilar ketiga: Ada interaksi edukatif yang ditunjukkan guru. Guru TK harus memahami dan melaksanakan tindakan edukatif yang sesuai dengan usia perkembangan anak. Mulai dari. pembukaan kegiatan proses KBM sampai penutup kegiatan. Tindakan guru dapat dimulai dengan memberikan teladan, misalnya cara duduk, membuang sampah etika makan, berpakaian, berbicara dan sebagainya. Demikian pula cara bertindak, misalnya memberi pujian dan dorongan pada anak, menunjukkan kasih sayang dan perhatian hendaknya adil.
Beberapa Model Pendidikan TK Atraktif
1.         Pengajaran Suara, Bentuk, dan Bilangan
2.         Permainan Spielforme
3.         Sistem pengajaran sentra
4.         Pengajaran Proyek

B.      Model Pengembangan Kecakapan Hidup
Model ini diharapkan mampu mengembangkan kemampuan atau kecakapan hidup yang pada hakikatnya menempatkan anak didik sebagai pelaku belajar.Anak didik mempunyai kesempatan untuk belajar lebih aktif baik fisik maupun mental.

Model pembelajaran aktif adalah model pembelajaran yang membuat anak didik melakukan :
1)      Perbuatan untuk Beroleh Pengalaman
Anak didik akan belajar banyak melalui perbuatan karena beroleh pengalaman langsung . Dengan berbuat , anak didik mengaktifkan lebih banyak indera dari pada hanya mendengarkan .
2)      Interaksi
Kecakapan berinteraksi akan dimiliki oleh anak didk apabila pelajaran belangsung dalam suasana interaksi (berdiskusi , saling bertanya dan saling menjelaskan)
3)      Komunikasi
Pengungkapan pikiran dan perasaan , baik secara lisan maupun tilisan , merupakan kebutuhan setiap manusia dalam rangka mengungkapkan dirinya untuk mencapai kepuasan.
4)      Refleksi
Refleksi dapat terjadi akibat dari interaksi dan komunikasi.Agar pembelajaran dapat menciptakan suasana yang mampu menumbuhkembangkan “kecakapan hidup” anak didik,maka hendaknya guru sbb :
·         Terbuka
·         Membiasakan anak didik untuk mendengarkan apabila guru atau anak didik lain sedang berbicara
·         Menghargai perbedaan pendapat
·         Sabar menghadapi kesalahan anak didik dan mendorong anak didik untuk memperbaikinya
·         Menumbuhkan rasa percaya diri anak
·         Tidak terlalu cepat membantu anak didik
·         Tidak kikir untuk memuji
·         Tidak menertawakan hasil karya anak didik
·         Mendorong anak didik untuk tidak takut salah dan berani menanggung resiko

C.      Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:
1) untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar  dalam kelompok secara kooperatif,
 2) kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah,
3) jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula, dan
4) penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.
Dalam pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. Menurut Ibrahim dkk.  siswa yakin bahwa tujuan mereka akan tercapai jika dan hanya jika siswa lainnya juga mencapai tujuan tersebut. Untuk itu setiap anggota berkelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut Depdiknas tujuan pertama pembelajaran kooperatif, yaitu meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Sedangkan tujuan yang kedua, pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah  untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Menurut Ibrahim, dkk. pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Cooper mengungkapkan keuntungan dari metode pembelajaran kooperatif, antara lain: 1) siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran, 2) siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, 3) meningkatkan ingatan siswa, dan 4) meningkatkan kepuasan siswa terhadap materi pembelajaran.
Menurut Ibrahim, unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1) siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama, 2) siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, 3) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, 4) siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya, 5) siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok, 6) siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan 7) siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara  individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Prosedur Pengembangan Kegiatan

A.     Model pendidikan TK Atraktif
1.    Prosedur metode Pengajaran Suara,Bentu dan Bilangan
a.      Rancanglah Satuan Kegiatan Mingguan sesuai dengan tema
b.      Perhatikan susunan kemampuan dan kegiatan pada masing-masing hari serta tema yang dipegunakan pada minggu tsb.contoh :
Senin
Tema : tanaman
Daya pikir 2 (membilang dengan benda-benda)
Ketrampilan 10(mewarnai bentuk gambar sederhana)
Jasmani 4 (berlari lurus,angkat tumit)
c.       Kelompok-kelompokkan kemampuan tersebut ke dalam kategori suara , bentuk dan bilangan
d.      Susunlah rancangan kegiatan bermain sambil belajar serta alat permainan yang digunakan dengan memperhatikan tema yang digunakan.

2.      Metode Permainan Spielformen
Alat-alat permainan spielformen tepat untuk mengembangkan auditori,visual,motorik dan kreatifitas pada anak usia TK.Dengan konsep ini memang lebih memfokuskan anak kepada permainan.adapun pengembangan lainnya secara terpadu dikaitkan dengan Spielformen yang dibuat anak.langkah-langkah yang harus diperhatikan guru :
a.      Perhatikan komposisi kemampuan dalam SKM
b.      Tentukan fokus kemampuan yang dapat dikembangkan dg Spielformen
c.       Rancanglah bentuk permainan Spielformen pada kemampuan tersebut.
d.      Buatlah bentuk permainan pada masing-masing kemampuan lainnya dengan titik tolak pada permainan pokok
e.      Susunlah hasil Spielformen anak pada tempat pemajangan hasil karya anak.

3.    Sistem Pengajaran Sentra
a) Ruangan kelas
Ruangan kelas dapat dimodifikasi menjadi kelas-kelas kecil, yang disebut ruangan vak atau sentra-sentra. Setiap ruangan vak atau sentra. terdiri atas satu bidang pengembangan. Ada sentra bahasa, sentra daya pikir, sentra daya cipta, sentra agama, sentra seni, sentra kemampuan motorik. Contohnya pada sentra bahasa terdapat bahan, alat-alat, serta sumber belajar seperti tape recorder, alat pendengar, kaset, alat peraga, gambar, dan sebagainya.
Pada sentra daya pikir berisi bahan-bahan ajar seperti alat mengukur, manik-manik, lidi untuk menghitung, gambar-gambar, alat-alat geometris, alat-alat laboratorium atau majalah pengetahuan. Demikian pula pada sentra khusus seperti sentra balok, sentra air, sentra musik atau sentra bak pasir.
b) Guru
Setiap guru harus mencintai dan menguasai bidang pengembangan masing-masing. Guru harus memberi penjelasan secara umum kepada murid-murid yang mengunjungi sentranya sesuai dengan tema yang dipelajari. Memberi pengarahan, mengawasi dan mempematikan murid-murid ketika menggunakan alat-alat sesuai dengan materi yang dipelajarinya. .Selanjutnya menanyakan kesulitan yang dialami murid-murid dalam mengerjakan materi tersebut. Selain dari itu guru sentra harus menguasai perkembangan setiap murid dalam mengerjakan berbagai tugas s’ehingga dapat mengikuti tempo dan irama perkembangan setiap murid dalam menguasai bahan-bahan pengajaran atau tugas perkembangannya.
c) Bahan dan Tugas
Bahan pengajaran setiap sentra terdiri dari bahan minimal dan bahan tambahan. Bahan minimal yaitu bahan pengajaran yang berisi uraian perkembangan kemampuan minimal yang harus dikuasai setiap anak sesuai tingkat usianya. Bahan ini harus dikuasai anak dan merupakan target kemampuan minimal dalam mempeiajari setiap sentra tertentu.
Bila anak sudah menguasai bahan pengajaran minimal, dapat memperoleh bahan pengajaran tambahan, yang merupakan pengembangan atau pengayaan dari pengajaran minimal. Pengayaan ini diberikan bisa secara individu maupun kelompok pada anak yang menguasai bahan minimal pada satuan waktu yang relatif sama. Bahan pengayaan ini tentu saja disesuaikan dengan kondisi lingkungan, dengan demikian anak dipersiapkan untuk menghadapi kehidupan sesuai dengan kenyataan dengan penuh tanggungjawab.
Bahan setiap sentra hendaknya terintegrasi dengan sentra lainnya. Di bawah ini merupakan contoh adanya integrasi antar sentra bidang pengembangan.
Tema : Tanaman
Sentra bahasa: Dramatisasi “Fun Cooking”
Sentra musik: bernyanyi menanam jagung
Sentra Aritmatika: belanja dan menghitung sayur-sayuran
Sentra air: memelihara dan merawat tanaman
d) Murid dan Tugasnya
Setiap murid akan mendapat tugas dan penjelasan secara klasikal. Masing-masing murid dapat memilih sentra yang akan diikutinya. la bebas menentukan waktu dan menggunakan alat-alat untuk menyelesaikan tugasnya. Setiap murid tidak boleh mengerjakan tugas lain sebelum tugas yang dikerjakannya selesai.Untuk mengembangkan sosiobilitas, murid boleh mengerjakan tugas tertentu bersama-sama. Dengan cara ini murid akan mempunyai kesempatan bersosialisasi, bekerja sama, tolong menolong satu dengan lainnya. Murid yang dapat menyelesaikan suatu tugas atau sudah menguasai bahan minimal, ia dapat meminta tugas tambahan dengan memilih kegiatan lain yang digemarinya. Agar perbedaan setiap murid tidak terlalu jauh, guru dapat menetapkan bahan maksimal pada setiap pokok bahasan. Bila murid tidak dapat menyelesaikannya di sekolah, karena suatu hal, maka guru dapat memberi izin untuk menyelesaikannya di rumah.
e) Penilaian Kemajuan Murid
Untuk menilai kemajuan murid digunakan tiga jenis kartu penilaian, yaitu kartu kemajuan individu, kartu rekapitulasi (mingguan, bulanan, catur wulan) dan kartu rekapitulasi laporan perkembangan setiap murid.




4.      Pengajaran Proyek
Bentuk ateraktif dari model pendidikan learning by doing dapat terlihat dari pelaksanaan pengajaran proyek.Metode pengajaran proyek dilaksanakan dengan menggunakan lima langkah sbb :
·         Langkah persiapan
·         Pendahuluan
·         Perjalanan sekolah atau survei
·         Pengolahan data
5.      Pameran
Sesuai dengan rencana , pameran dirancang dan dilaksanakan dari dan oleh anak sendiri.Anaklah yang menyusun meja dan kursi sehingga menjadi satu stand pameran.Guru lebih bertindak sebagai pengawas dan pembimbing anak dalam mempersiapkan pameran sebaik mungkin.

B.      Model Pengembangan Kecakapan Hidup
Pelaksanaan dari model ini diintegrasikan ke dalam tiga bidang pengembangan ,yaitu:
·         Pengembangan moral dan nilai-nilai agama
·         Pengembangan sosial dan emosi
·         Pengembangan kemampuan dasar

C.      Model Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran kooperatif tidak hanya menitik beratkan pada kerja kelompok saja,tetapi lebih pada struktur dan perencanaan yg disusun dengan baik.Salah satu yang harus diperhatikan dalam penerapan metode ini adalah pengelolaan kelas,tujuannya untuk membina anak didik mengembangkan minat dalam bekerja sama dan berinteraksi dengan anak lainnya.Dalam pengelolaan kelas ini ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu pengelompokkan , semangat gotong royong,dan penataan ruang kelas.

Prinsip-Prinsip Pengembangan Kegiatan Pengembangan TK

Penggunaan suatu model pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
 1.Bermain Sambil Belajar Dan Belajar Seraya Bermain  Sesuai Dengan Perkembangan Anak
 
2. Berpusat Pada Anak
3. Menggunakan Pendekatan Tematik
 
4. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan (PAKEM)
 
5. Mengembangkan Kecakapan Hidup
 
6. Menyediakan Lingkungan Yang Kondusif
 
7. Dinamis Dan Dialogis
 
8. Bermakna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar