Model-model Pengembangan Kegiatan Pengembangan
A.
Model pendidikan TK Atraktif
Model
pendidikan Tk Atraktif ini muncul pada tahun 1999.Pada hakikatnya merupakan
suatu upaya untuk mengembalikan TK pada fungsinya sebagai sebuah “taman yang
paling indah”,menyenangkan,menarik,dan merangsang anak untuk bermain tetapi
sambil belajar.
Seperti yang
sudah diuraikan di atas, bahwa tujuan pokok dari pengembangan TK atraktif ialah
mengembalikan dan menempatkan TK pada fungsinya yang hakiki sebagai sebuah
taman. Secara khusus, pengembangan TK atraktif bertujuan untuk:
- Menanamkan filosofi pelaksanaan pendidikan
di Taman Kanak-kanak. Filosofi
pendidikan TK telah disusun dan dituangkan dengan indahnya dalam mars lagu
TK. Mars TK bukan hanya sekedar dinyanyikan, tapi merupakan
pengejawantahan isi dan makna yang tertuang dalam lagu tersebut. TK adalah
“taman yang paling indah”, secara filosofi seharusnya menjiwai pelaksanaan
pendidikan TK dengan berbagai bentuk kegiatan yang indah, menarik dan
menyenangkan anak. “Tempat bermain”, yaitu melalui bermain anak akan
“berteman banyak”, urrtuk mempelajari karakter, keinginan, sikap, dan
gayatingkah laku masing-masing.
- Menyebarkan wawasan tentang pelaksanaan
pendidikan TK yang atraktif. Tingginya
derajat penyimpangan TK mengharuskan perlunya secara intensif penyebaran
wawasan dan pemahaman tentang makna dan proses pendidikan TK atraktif.
- Mengubah sikap dan perilaku guru yang belum
sesuai dengan kerakteristik pendidikan di TK.
- Mendorong munculnya inovasi dan kreativitas
guru dalam menciptakan dan mengembangkan iklim pendidikan yang kondusif di
TK.
Selanjutnya
suatu Taman Kanak-kanak dapat dikatakan atraktif apabila memenuhi 3 persyaratan
yang disebut sebagai 3 pilar utama.
Pilar pertama: Penataan lingkungan, baik di dalam maupun diluar
kelas. Walaupun penataan lingkungan di TK sudah ada dalam buku pedoman sarana
pendidikan TK. Namun bagi seorang guru yarrg kreafif, tidak ada sejengkal
ruangan yang tidak bisa dijadikan sarana pengembangan anak. Segi penataan
lingkungan di dalam kelas, setiap ruangan, mulai dari lantai, dinding, rak
buku, jendela, sampai langit-langit dapat dibuat menjadi atraktif. Begitu juga
segi penataan lingkungan di luar kelas, mulai dari pintu gerbang, jalan menuju
kelas, tanaman hias, apotik hidup, kandang binatang ternak, saluran air, tempat
sampah, papan pengumuman, ayunan, jungkitan, papan luncur sampai terowongan
semuanya bisa dirancang atraktif. Contoh: Pintu gerbang- bisa dibentuk menjadi
bentuk ikan hiu, harimau atau ayam.
Pilar kedua: Kegiatan bermain dan -alat permainan edukatif,
Merancang, dan mengembangkan berbagai jenis alat permainan edukatif, bagi guru
yang kreatif akan menggunakan bahan-bahan yang terdapat di lingkungan sekitar
anak, misalnya terbuat dari koran, kardus, biji kacang hijau, batang korek api,
lilin, gelas aqua dan sebagainya. Demikian pula pada kegiatan pengembangan
kemampuan anak, akan dikemas oleh guru menjadi kegiatan yang menarik. dalam
suatu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), contohnya dalam pembukaan ada kegiatan brainstorming, dalam proses permainan
ada kegiatan fun cooking, sandal
making, story reading, atau story
telling.
Pilar ketiga: Ada interaksi edukatif yang ditunjukkan guru. Guru TK
harus memahami dan melaksanakan tindakan edukatif yang sesuai dengan usia
perkembangan anak. Mulai dari. pembukaan kegiatan proses KBM sampai penutup
kegiatan. Tindakan guru dapat dimulai dengan memberikan teladan, misalnya cara
duduk, membuang sampah etika makan, berpakaian, berbicara dan sebagainya.
Demikian pula cara bertindak, misalnya memberi pujian dan dorongan pada anak,
menunjukkan kasih sayang dan perhatian hendaknya adil.
Beberapa Model Pendidikan TK Atraktif
1.
Pengajaran Suara,
Bentuk, dan Bilangan
2.
Permainan
Spielforme
3.
Sistem pengajaran
sentra
4.
Pengajaran Proyek
B. Model
Pengembangan Kecakapan Hidup
Model
ini diharapkan mampu mengembangkan kemampuan atau kecakapan hidup yang pada
hakikatnya menempatkan anak didik sebagai pelaku belajar.Anak didik mempunyai
kesempatan untuk belajar lebih aktif baik fisik maupun mental.
Model
pembelajaran aktif adalah model pembelajaran yang membuat anak didik melakukan
:
1)
Perbuatan untuk
Beroleh Pengalaman
Anak didik akan belajar banyak melalui
perbuatan karena beroleh pengalaman langsung . Dengan berbuat , anak didik
mengaktifkan lebih banyak indera dari pada hanya mendengarkan .
2)
Interaksi
Kecakapan berinteraksi akan dimiliki oleh anak
didk apabila pelajaran belangsung dalam suasana interaksi (berdiskusi , saling
bertanya dan saling menjelaskan)
3)
Komunikasi
Pengungkapan pikiran dan perasaan , baik
secara lisan maupun tilisan , merupakan kebutuhan setiap manusia dalam rangka
mengungkapkan dirinya untuk mencapai kepuasan.
4)
Refleksi
Refleksi dapat terjadi akibat dari interaksi
dan komunikasi.Agar pembelajaran dapat menciptakan suasana yang mampu
menumbuhkembangkan “kecakapan hidup” anak didik,maka hendaknya guru sbb :
·
Terbuka
·
Membiasakan anak
didik untuk mendengarkan apabila guru atau anak didik lain sedang berbicara
·
Menghargai
perbedaan pendapat
·
Sabar menghadapi
kesalahan anak didik dan mendorong anak didik untuk memperbaikinya
·
Menumbuhkan rasa
percaya diri anak
·
Tidak terlalu
cepat membantu anak didik
·
Tidak kikir untuk
memuji
·
Tidak
menertawakan hasil karya anak didik
·
Mendorong anak
didik untuk tidak takut salah dan berani menanggung resiko
C. Model
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:
1) untuk menuntaskan materi
belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif,
2) kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang
memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah,
3) jika dalam kelas terdapat
siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya jenis kelamin yang
berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku,
budaya, jenis kelamin yang berbeda pula, dan
4) penghargaan lebih diutamakan pada
kerja kelompok dari pada perorangan.
Dalam pembelajaran kooperatif, dua
atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai suatu
tujuan bersama. Menurut Ibrahim dkk. siswa yakin bahwa tujuan mereka akan
tercapai jika dan hanya jika siswa lainnya juga mencapai tujuan tersebut. Untuk
itu setiap anggota berkelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya.
Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk
bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan
usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.
Model pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting.
Menurut Depdiknas tujuan pertama pembelajaran kooperatif, yaitu meningkatkan
hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas
akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang
kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Sedangkan tujuan
yang kedua, pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima
teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan
tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat
sosial. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk
mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud
antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain,
memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja
dalam kelompok dan sebagainya.
Menurut Ibrahim, dkk. pembelajaran
kooperatif memiliki dampak yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya
rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan.
Cooper mengungkapkan keuntungan dari metode pembelajaran kooperatif, antara
lain: 1) siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam
pembelajaran, 2) siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi, 3) meningkatkan ingatan siswa, dan 4) meningkatkan kepuasan siswa
terhadap materi pembelajaran.
Menurut Ibrahim, unsur-unsur dasar
pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1) siswa dalam kelompok haruslah
beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama, 2) siswa bertanggung
jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, 3) siswa haruslah melihat bahwa
semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, 4) siswa haruslah
membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya, 5)
siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan yang juga akan
dikenakan untuk semua anggota kelompok, 6) siswa berbagi kepemimpinan dan
mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya,
dan 7) siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi
yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Prosedur
Pengembangan Kegiatan
A. Model pendidikan
TK Atraktif
1.
Prosedur metode
Pengajaran Suara,Bentu dan Bilangan
a.
Rancanglah Satuan
Kegiatan Mingguan sesuai dengan tema
b.
Perhatikan
susunan kemampuan dan kegiatan pada masing-masing hari serta tema yang dipegunakan
pada minggu tsb.contoh :
Senin
Tema : tanaman
Daya pikir 2 (membilang dengan benda-benda)
Ketrampilan 10(mewarnai bentuk gambar
sederhana)
Jasmani 4 (berlari lurus,angkat tumit)
c.
Kelompok-kelompokkan
kemampuan tersebut ke dalam kategori suara , bentuk dan bilangan
d.
Susunlah
rancangan kegiatan bermain sambil belajar serta alat permainan yang digunakan
dengan memperhatikan tema yang digunakan.
2.
Metode Permainan
Spielformen
Alat-alat permainan spielformen tepat untuk
mengembangkan auditori,visual,motorik dan kreatifitas pada anak usia TK.Dengan
konsep ini memang lebih memfokuskan anak kepada permainan.adapun pengembangan
lainnya secara terpadu dikaitkan dengan Spielformen yang dibuat
anak.langkah-langkah yang harus diperhatikan guru :
a.
Perhatikan
komposisi kemampuan dalam SKM
b.
Tentukan fokus
kemampuan yang dapat dikembangkan dg Spielformen
c.
Rancanglah bentuk
permainan Spielformen pada kemampuan tersebut.
d.
Buatlah bentuk
permainan pada masing-masing kemampuan lainnya dengan titik tolak pada
permainan pokok
e.
Susunlah hasil
Spielformen anak pada tempat pemajangan hasil karya anak.
3.
Sistem Pengajaran
Sentra
a) Ruangan
kelas
Ruangan kelas dapat dimodifikasi menjadi kelas-kelas kecil, yang
disebut ruangan vak atau sentra-sentra. Setiap ruangan vak atau sentra. terdiri
atas satu bidang pengembangan. Ada sentra bahasa, sentra daya pikir, sentra
daya cipta, sentra agama, sentra seni, sentra kemampuan motorik. Contohnya pada
sentra bahasa terdapat bahan, alat-alat, serta sumber belajar seperti tape
recorder, alat pendengar, kaset, alat peraga, gambar, dan sebagainya.
Pada sentra daya pikir berisi bahan-bahan ajar seperti alat
mengukur, manik-manik, lidi untuk menghitung, gambar-gambar, alat-alat
geometris, alat-alat laboratorium atau majalah pengetahuan. Demikian pula pada sentra
khusus seperti sentra balok, sentra air, sentra musik atau sentra bak pasir.
b) Guru
Setiap guru harus mencintai dan
menguasai bidang pengembangan masing-masing. Guru harus memberi penjelasan
secara umum kepada murid-murid yang mengunjungi sentranya sesuai dengan tema
yang dipelajari. Memberi pengarahan, mengawasi dan mempematikan murid-murid
ketika menggunakan alat-alat sesuai dengan materi yang dipelajarinya.
.Selanjutnya menanyakan kesulitan yang dialami murid-murid dalam mengerjakan
materi tersebut. Selain dari itu guru sentra harus menguasai perkembangan
setiap murid dalam mengerjakan berbagai tugas s’ehingga dapat mengikuti tempo
dan irama perkembangan setiap murid dalam menguasai bahan-bahan pengajaran atau
tugas perkembangannya.
c) Bahan dan
Tugas
Bahan pengajaran setiap sentra terdiri dari bahan minimal dan
bahan tambahan. Bahan minimal yaitu bahan pengajaran yang berisi uraian
perkembangan kemampuan minimal yang harus dikuasai setiap anak sesuai tingkat
usianya. Bahan ini harus dikuasai anak dan merupakan target kemampuan minimal
dalam mempeiajari setiap sentra tertentu.
Bila anak sudah menguasai bahan pengajaran minimal, dapat
memperoleh bahan pengajaran tambahan, yang merupakan pengembangan atau
pengayaan dari pengajaran minimal. Pengayaan ini diberikan bisa secara individu
maupun kelompok pada anak yang menguasai bahan minimal pada satuan waktu yang
relatif sama. Bahan pengayaan ini tentu saja disesuaikan dengan kondisi
lingkungan, dengan demikian anak dipersiapkan untuk menghadapi kehidupan sesuai
dengan kenyataan dengan penuh tanggungjawab.
Bahan setiap sentra hendaknya terintegrasi dengan sentra lainnya.
Di bawah ini merupakan contoh adanya integrasi antar sentra bidang
pengembangan.
Tema : Tanaman
Sentra bahasa: Dramatisasi “Fun Cooking”‘
Sentra musik: bernyanyi menanam jagung
Sentra Aritmatika: belanja dan menghitung sayur-sayuran
Sentra air: memelihara dan merawat tanaman
Sentra musik: bernyanyi menanam jagung
Sentra Aritmatika: belanja dan menghitung sayur-sayuran
Sentra air: memelihara dan merawat tanaman
d) Murid dan
Tugasnya
Setiap murid akan mendapat tugas dan
penjelasan secara klasikal. Masing-masing murid dapat memilih sentra yang akan
diikutinya. la bebas menentukan waktu dan menggunakan alat-alat untuk
menyelesaikan tugasnya. Setiap murid tidak boleh mengerjakan tugas lain sebelum
tugas yang dikerjakannya selesai.Untuk mengembangkan sosiobilitas, murid boleh
mengerjakan tugas tertentu bersama-sama. Dengan cara ini murid akan mempunyai
kesempatan bersosialisasi, bekerja sama, tolong menolong satu dengan lainnya.
Murid yang dapat menyelesaikan suatu tugas atau sudah menguasai bahan minimal,
ia dapat meminta tugas tambahan dengan memilih kegiatan lain yang digemarinya.
Agar perbedaan setiap murid tidak terlalu jauh, guru dapat menetapkan bahan
maksimal pada setiap pokok bahasan. Bila murid tidak dapat menyelesaikannya di
sekolah, karena suatu hal, maka guru dapat memberi izin untuk menyelesaikannya
di rumah.
e) Penilaian
Kemajuan Murid
Untuk menilai kemajuan murid digunakan tiga jenis kartu penilaian,
yaitu kartu kemajuan individu, kartu rekapitulasi (mingguan, bulanan, catur
wulan) dan kartu rekapitulasi laporan perkembangan setiap murid.
4. Pengajaran Proyek
Bentuk ateraktif dari model pendidikan
learning by doing dapat terlihat dari pelaksanaan pengajaran proyek.Metode
pengajaran proyek dilaksanakan dengan menggunakan lima langkah sbb :
·
Langkah
persiapan
·
Pendahuluan
·
Perjalanan
sekolah atau survei
·
Pengolahan
data
5. Pameran
Sesuai dengan rencana , pameran
dirancang dan dilaksanakan dari dan oleh anak sendiri.Anaklah yang menyusun
meja dan kursi sehingga menjadi satu stand pameran.Guru lebih bertindak sebagai
pengawas dan pembimbing anak dalam mempersiapkan pameran sebaik mungkin.
B.
Model Pengembangan Kecakapan Hidup
Pelaksanaan
dari model ini diintegrasikan ke dalam tiga bidang pengembangan ,yaitu:
·
Pengembangan
moral dan nilai-nilai agama
·
Pengembangan
sosial dan emosi
·
Pengembangan
kemampuan dasar
C.
Model Pembelajaran Kooperatif
Metode
pembelajaran kooperatif tidak hanya menitik beratkan pada kerja kelompok
saja,tetapi lebih pada struktur dan perencanaan yg disusun dengan baik.Salah
satu yang harus diperhatikan dalam penerapan metode ini adalah pengelolaan
kelas,tujuannya untuk membina anak didik mengembangkan minat dalam bekerja sama
dan berinteraksi dengan anak lainnya.Dalam pengelolaan kelas ini ada tiga hal
yang harus diperhatikan yaitu pengelompokkan , semangat gotong royong,dan
penataan ruang kelas.
Prinsip-Prinsip
Pengembangan Kegiatan Pengembangan TK
Penggunaan suatu model pembelajaran harus
disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
1.Bermain Sambil Belajar
Dan Belajar Seraya Bermain
Sesuai Dengan
Perkembangan Anak
2. Berpusat Pada Anak
3. Menggunakan Pendekatan Tematik
4. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan (PAKEM)
5. Mengembangkan Kecakapan Hidup
6. Menyediakan Lingkungan Yang Kondusif
7. Dinamis Dan Dialogis
8. Bermakna
2. Berpusat Pada Anak
3. Menggunakan Pendekatan Tematik
4. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan (PAKEM)
5. Mengembangkan Kecakapan Hidup
6. Menyediakan Lingkungan Yang Kondusif
7. Dinamis Dan Dialogis
8. Bermakna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar